Rabu, 16 Februari 2011

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU

Guru di lembaga pendidikan formal (Play Grup sampai dengan SLTA) dituntut memiliki kualifikasi akademik yang memadai:

1. Guru Play Group dan TK adalah Diploma IV (D-VI) atau Sarjana Strata satu (S-1) atau Psikologi terakreditasi.

2. Guru SD adalah Diploma IV (D-VI) atau Sarjana Strata satu (S-1) bidang Pendidikan Guru SD/MI atau Psikologi terakreditasi.

3. Guru SLTP/SLTA adalah Diploma IV (D-VI) atau Sarjana Strata satu (S-1) bidang studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

Selain kualifikasi akademik, secara professional guru dituntut memiliki setidaknya 4 (empat) ranah kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.

Sebagai sekolah plus berbasis agama Islam, guru Darush Sholihin juga dituntut memiliki kompetensi guru sekolah Islam Plus. Kompetensi tersebut pada dasarnya menjadi bagian dari keempat ranah kompetensi tersebut.

Hanya saja, demi penekanan terhadap visi, misi dan alur kurikulum pendidikan sekolah ini, maka dibutuhkan serangkaian kompetensi khusus. Kompensi khusus tersebut merupakan pengembangan kompetensi professional.

Kompetensi tersebut ditekankan karena menentukan kekhasan dan implementasi program unggulan sekolah ini, yang meliputi:

1. Kompetensi keagamaan.

a. Ketaatan menjalankan ibadah.

b. Kompetensi dasar muslim:

1) Membaca-menulis huruf al-Qur’an secara fashih, tartil dan mampu membelajarkannya sesuai standar pembelajaran Darush Sholihin.

2) Melaksanakan ibadah fardlu dan sunnah secara baik dan benar, dan mampu membelajarkannya sesuai ketentuan lembaga.

3) Hafal seluruh surat dan bacaan-bacaan terpilih (maqari’ mukhtarah) yang harus dikuasai siswa, dan mampu membelajarkannya sesuai ketentuan lembaga.

4) Menguasai materi dirosah islamiyah yang harus dikuasai siswa, dan mampu membelajarkannya sesuai ketentuan lembaga.

2. Kompetensi bahasa asing.

a. Menguasai minimal 1 (satu) bahasa asing (Arab atau Inggris) dan mampu membelajarkannya kepada siswa.

b. Mampu belajar bahasa Asing minimal sesuai dengan kecepatan belajar siswa.

3. Kompatensi penunjang.

a. Mampu mengoperasikan computer, minimal MS Word dan Ms Exel.

b. Mampu mengoperasikan program intenet.

KEWIBAWAAN PEMIMPIN SEKOLAH

Setiap pemimpin dituntut memiliki kewibawaan (power influence approach) agar mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Keberhasilan pemimpin ditentukan oleh kewibawaan yang dimiliki, dan bagaimana menggunakan kewibawaan tersebut untuk menggerakkan organisasi sekolah.
Kewibawaan adalah kekuatan pengaruh yang dimiliki seseorang sehingga mampu membuat orang lain percaya dan bekerja (bergerak) mengikuti kehendaknya. Kewibawaan kadang lahir karena factor pembawaan sejak lahir, keturunan, dan hasil belajar. Menurut French dan Raven, ada beberapa bentuk kewibawaan.
1. Legitimate power
Bawahan melakukan sesuatu karena pemimpin berkuasa menyuruh dan bawahan mempunyai kewajiban untuk menuruti atau mematuhinya.
2. Coersive power
Bawahan mengerjakan sesuatu agar terhindar dari hukuman yang diberikan oleh pemimpin.
3. Reward power
Bawahan mengerjakan sesuatu agar memperoleh penghargaan atau imbalan dari pemimpin.
4. Referent power
Bawahan melakukan sesuatu karena kagum pada pemimpin, atau membutuhkan restu pemimpin, dan menjadikan pemimpin sebagai referensi dalam berperilaku.
5. Expert power
Bawahan mengerjakan sesuatu karena percaya bahwa pemimpin tahu yang terbaik, karena pengetahuan dan keahliannya memadai.
Secara umum kewibawaan terbangun oleh:
  1. Kepercayaan (amanah) yang diperoleh seseorang untuk memimpin, sehingga memiliki posisi atau kedudukan di atas orang lain.
  2. Keunggulan atau kelebihan yang dimiliki seseorang atas orang lain, baik dari segi kepribadian, keahlian maupun pengetahuan.
  3. Kejelasan ide yang dimiliki seseorang yang memungkinkan orang lain turut memahami dan menyetujuinya.
  4. Ketegasan sikap seorang pemimpin terhadap bawahan.
  5. Komitmen seseorang terhadap sebuah konsep yang diidealkan (idealisme) dibanding orang lain.

MEMIMPIN SEKOLAH SECARA EFEKTIF

Kata “kepala sekolah” tersusun dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan ketua atau pemimpin, dan “sekolah” yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah berarti seseorang yang berperan mengarahkan guru, siswa pada kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan.
Sekolah adalah lembaga yang kompleks dan unik.
1. Sekolah adalah organisasi Yang di dalamnya terdapat berbagai dimensi, yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan.
2. Setiap Sekolah bersifat unik karena memiliki karakter dan kekhasannya sendiri.
3. Di setiap Sekolah terjadi proses belajar mengajar, pembudayaan guru dan anak.
Karena sifatnya yang kompleks dan unik, sekolah sebagai organisasi memerlukan kemampuan koordinasi yang tinggi. Kepala sekolah idealnya berasal dari tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah.
Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks yang unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam memimpin sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah haruslah orang yang memiliki harapan tinggi pada guru, staf dan siswa. Dia adalah seseorang yang memahami tugas-tugas guru, staf dan siswa. Irama sekolah” dan kecepatan kemajuan sekolah sangat tergantung pada kepala sekolah.
Kunci keberhasilan sekolah terletak pada efisiensi dan efektivitas pemimpinnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kapasitas kepemimpinan efektif:
1. Kepala sekolah memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat dan berkualitas.
2. Kepala sekolah yang kuat adalah yang secara efektif mampu menggerakkan guru dan siswa untuk bekerja sesuai standar yang ditetapkan.
3. Kepala sekolah yang berkualitas adalah yang memiliki kemampuan dasar, kualifikasi pribadi, serta pengetahuan dan keterampilan profesional.
Keahlian dasar yang perlu dimiliki kepala sekolah (menurut Tracey) meliputi keahlian konseptual (conceptual skills), keahlian teknis (technical skills), dan keahlian hubungan (kerjasama) antar manusia (human skill).
1. Conceptual skills
Conceptual skills pemahaman kepala sekolah mengenai apa, bagaimana, mengapa, untuk apa dan bagaimana seharusnya sekolah dikelola. Termasuk ke dalam Conceptual skills adalah keharusan kepala sekolah memiliki kejelasan visi dan misi mengenai seperti apa sekolah yang diidealkan, dan cara-cara yang bagaimana sekolah harus dikelola.
Sederhananya, seorang kepala sekolah harus benar-benar paham mengenai konsep pendidikan dan system pengelolaan sekolah yang dikehendaki oleh “pemilik” sekolah dan masyarakat. Keahlian ini menuntut kemampuan pemimpin sekolah melihat organisasi sekolah sebagai satu keseluruhan.
2. Technical skills
Technical skills adalah kecakapan spesifik berkenaan dengan proses, prosedur atau teknik-teknik, atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan, serta teknik pengetahuan yang spesifik.
Sebagai pemimpin pelaksana, di antara tugas kepala sekolah adalah mengawasi proses belajar-mengajar dan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Tugas tersebut tidak akan terlaksana bilamana kepala sekolah tidak menguasai hal-hal teknis dalam pengelolaan sekolah.
3. Human skills
Human skills adalah kecakapan untuk bekerja secara efektif dalam kelompok dan menciptakan kerjasama yang kondusif. Kecakapan ini diperlukan karena kepala sekolah mengelola manusia sebagai instrument kerja. Hubungan baik dengan guru, siswa dan wali murid mutlak diperlukan agar suasana sekolah berlangsung kondusif.

KEPALA SEKOLAH EFEKTIF

Untuk menjadi pemimpin sekolah yang efektif, diperlukan mentalitas pemimpin efektif. Seorang pemimpin sekolah yang efektif memiliki sikap-sikap mental sebagai berikut:
1. Visioner
Kepala sekolah visioner adalah pemimpin yang memiliki:
a. cita-cita, kemauan atau keinginan tertentu yang dia idealkan untuk diwujudkan.
b. standar kerja atau keadaan sekolah yang diidealkan. Dia sangat peka terhadap situasi atau keadaan yang tidak sesuai dengan yang dia idealkan dan segera mengubahnya.
2. Meyakini sekolah sebagai lahan belajar
Pola pikir kepala sekolah efektif menempatkan sekolah sebagai lahan belajar baik bagi dirinya, guru, pegawai dan terutama sekali bagi siswa-siswanya. Dengan pola pikir demikian, kepala sekolah akan berusaha mengkondisikan dan memanfaatkan berbagai aspek di sekolah sebagai wahana pembelajaran. Kepala sekolah yang efektif tidak hanya tefokus pada kegiatan pembelajaran di kelas, tetap juga mengelola:
a. Sikap dan perilaku guru dan pegawai agar dapat dijadikan teladan bagi siswa.
b. Lingkungan sekolah memiliki nilai edukatif dan menjadi sumber belajar.
3. Berorientasi pada kepuasan kerja
Kepala sekolah efektif tidak berfikir bekerja untuk upah (uang). Mentalitas kepala sekolah efektif biasanya mengedepankan kepuasan kerja di atas segalanya. Dia malu, tidak enak hati, penuh beban moral dan kuatir bilamana tidak berhasil melaksanakan tugas.
4. Menghargai SDM
Kepala sekolah efektif menghargai SDM. Dia percaya bahwa keberhasilan mengelola SDM merupakan kunci keberhasilan. Dia tidak akan membiarkan SDM berkembang statis, tetapi sebaliknya akan terus berusaha membangun dan meningkatkannya. Singkat kata, orang yang bekerja di bawah pimpinan yang efektif akan berkembang semakin pintar, semakin cerdas dan meningkat kapabilitasnya.
Sebagai seorang yang optimis, kepala sekolah efektif berkeyakinan bahwa SDM selalu dapat ditingkatkan betapapun keadaannya.
5. Pro-aktif
Kepala sekolah efektif pasti bukan pribadi yang apatis. Dia selalu responsif menyambut baik ide-ide positif dan maju. Dia tak segan bertanya dan mendalami hal-hal baru yang dia pandang dapat memajukan sekolah yang dia pimpin.
Dia adalah seorang yang haus akan ide-ide segar, dan keahlian baru. Dia akan selalu berusaha ambil bagian dalam setiap kebijakan yang memungkinkan kemajuan sekolah.
6. Berkomunikasi efektif
Kepala sekolah efektif mampu berkomunikasi efektif. Komunikasi efektif adalah kemampuan menyampaikan ide dan informasi secara jelas dan mudah dipahami orang lain, hingga terhindar dari kesalahpahaman. Komunikasi efektif memungkinkan apa yang dimaksudkan oleh pembicara sama dengan yang dipahami oleh pendengarnya.
Komunikasi yang efektif ditentukan oleh:
a. Kejelasan ide atau informasi yang disampaikan.
b. Kemampuan menyampaikan informasi dengan bahasa dan gerak tubuh yang mudah dipahami.
Kemampuan berkomunikasi efektif ditandai dengan kecenderungan:
a. Tidak terlalu panjang lebar dalam berbicara.
b. Kalimat-kalimatnya fokus dan jelas.
c. Suka mendengar dengan seksama.
d. Cara-cara yang dilakukan kreatif, mudah dipahami dan diterima oleh orang lain.
7. Berani mengambil resiko
Pemimpin efektif adalah orang yang berani menerima tantangan. Dia tidak takut kritikan, cercaan, dan makian orang lain, bahkan secara positif merespon setiap masukan.
Dia percaya bahwa ide positif harus ditanamkan dan dibangun, tanpa kuatir dipandang minor oleh orang lain. Dia sadar betul bahwa kecenderungan umum di perusahaan dan lembaga pendidikan adalah bawahan umumnya suka mengkritik, mencerca atau minimal “ngarasi” pimpinan.
Pemimpin sekolah efektif bukan “pencari aman”, tetapi berkecenderungan:
c. Mendukung ide-ide positif.
d. Berani memerintah.
e. Berani mengingatkan bawahan.
f. Mengajak pada kemajuan.
Faktanya, sering kali ada kecenderungan pimpinan justeru segan pada bawahan, dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu, agar kepemimpinan efektif, maka pemimpin perlu belajar untuk berperan sebagaimana mestinya.

KETRAMPILAN KEPALA SEKOLAH

Berdasarkan standar kompetensi kepala sekolah, beberapa ketrampilan perlu dimiliki oleh kepala sekolah. Agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, kepala sekolah perlu mengembangkan beberapa ketrampilan:
1. Ketrampilan komunikasi
Ini merupakan ketrampilan mutlak bagi kepala sekolah. Kepala sekolah pasti harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama guru, pegawai, siswa dan masyarakat.
2. Ketrampilan motivasi
Sebagaimana diulas sebelumnya, tugas kepala sekolah adalah memberikan kekuatan mental bagi guru, pegawai dan siswa. Kekuatan mental tersebut memungkinkan minat dan semangat kerja, dan semangat belajar guru maupun siswa dapat ditingkatkan.
3. Membangun Tim
Kepala sekolah tidak mungkin dapat bekerja sendirian. Bahkan kiat paling efektif yang perlu dikembangkan adalah ketrampilkan membagi tugas pada banyak orang secara efektif.
Segenap guru dan pegawai bekerja layaknya sebuah tim sepak bola. Selain ahli di bidang masing-masing, setiap individu dituntut mampu bekerjasama secara kompak untuk meraih kemenangan bersama.
Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan tim, keberhasilan bersama, dan bukan keberhasilan kepala sekolah sendiri. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut mampu membangun tim kerja yang kompak dan saling mendukung.
4. Pendelegasian Tugas
Kepala sekolah tidak selalu ahli dalam segala hal. Kalaupun dia menguasai semua hal, dia tidak mungkin mengerjakan seluruh pekerjaan di sekolah sendirian.
Kepala sekolah dituntut mampu membagi dan mendelegasikan setiap jenis tugas secara efektif pada orang yang tepat. Untuk itu, kepala sekolah perlu memahami secara benar setiap detail pekerjaan yang diberikan pada orang lain, sehingga kalaupun pekerjaan dikerjakan oleh orang lain, hasinya sama dengan yang diharapkan oleh kepala sekolah.
5. Mengelola Staf
Mengelola guru dan pegawai sering kali tidak lebih mudah dibanding mengelola anak-anak dalam keluarga sendiri. Beragamnya mental, kepribadian dan keahlian setiap guru dan pegawai harus disikapi secara bijaksana.
Prioritas pertama yang perlu dikedepankan oleh kepala sekolah adalah hubungan baik dengan segenap guru dan pegawai. Meski demikian, kepala sekolah tidak boleh hanya menekankan hubungan baik dan mengabaikan kualitas kerja.

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

Agar dapat mengelola sekolah secara professional, pemimpin pelaksana (kepala) sekolah dituntut memiliki serangkaian keahlian. Keahlian kepala sekolah menurut Permendiknas 13/ 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah adalah:
1. Keahlian Kepemimpinan (Leadership)
Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu memimpin diri sendiri dan orang lain. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan biasanya memiliki mental yang teguh, memegang prinsip dan tidak mudah menyerah.
Potensi tersebut ada pada setiap orang tergantung pada kemauan dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Seseorang yang mampu mengembangkan potensi tersebut akan muncul kewibawaannya saat memimpin, sehingga kata-katanya didengar dan arahannya diikuti oleh orang lain.
2. Keahlian Mendidik (Edukatif)
Idealnya, kepala sekolah berasal dari guru, orang yang memiliki pengalaman pendidikan dan/atau pekerjaan sebagai pengajar atau pendidik. Pengalaman tersebut memungkinkan kepala sekolah menghayati peran, fungsi dan tugas-tugas pendidik.
Dengan begitu, dia dapat membimbing dan mengarahkan guru dan siswa dalam konteks mendidik. Itulah sebabnya, seorang kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai pendidik.
3. Keahlian Managemen
Proses pembelajaran di sekolah dibatasi oleh waktu, tenaga, sarana dan biaya, padahal wali murid sebagai konsumen memiliki tuntutan yang harus dipenuhi melalui proses tersebut. Karena itulah, kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai manager, yaitu pengelola seluruh program, asset, tenaga, dan keuangan sekolah agar mampu mengantarkan pada target-target kerja secara efektif.
Kunci keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola managemen sekolah terletak pada kemampuan perencanaan (planning skill). Dalam konteks managemen bahkan dinyatakan bahwa ketepatan perencanaan adalah separo keberhasilan.
Melalui perencanaan, kepala sekolah, guru dan semua pihak memahami target-target kerja yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Untuk mencapai target tersebut, kepala sekolah mengorganisasikan program sekolah, program pembelajaran, tenaga guru dan pegawai, sarana, dan keuangan sekolah.
4. Keahlian Administrasi
Administrasi merupakan ruh kerja dalam organisasi modern. Bahkan saat ini diyakini bahwa kalitas administrasi mencerminkan kualitas kerja seseorang. Melalui administrasi yang baik kepala sekolah mampu memonitor keberhasilan dan kegagalan, peningkatan atau penurunan kinerja, keuntungan dan kerugian.
Sebagai seorang manager, kepala sekolah dituntut menguasai administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran. Atas data-data administrasi itulah kepala sekolah mengambil sikap dan kebijakan sekolah.
5. Keahlian Supervisi
Sebagai manager pelaksana, kepala sekolah harus mampu melakukan pengawasan atau kontrol (supervisi) terhadap cara kerja dan hasil kerja bawahannya. Supervisi berperan melengkapi pemahaman terhadap data-data administrasi.
Supervisi berperan penting sebagai pengendali mutu pembelajaran dan layanan pendidikan. Sebagai supervisor kepala sekolah dengan sendirinya mutlak harus mampu melakukan tugas-tugas supervise.
6. Keahlian Motivasi
Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus pribadi yang motivatif. Dia mampu berperan sebagai motivator, yang menyemangati dan membesarkan hati guru, pegawai, siswa dan wali murid agar bekerja dan mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus terdiri dari orang-orang yang memiliki positif thinking, baik terhadap dirinya, orang lain dan keadaan yang dihadapi. Kepala sekolah tak akan mampu berperan sebagai motivator bilamana dia hanya seorang yang suka berkeluh-kesah dan penuh prasangkan buruk (negative thinking).
Selain kompetensi tersebut, kepala sekolah di lingkungan YPP Darush Sholihin dituntut memiliki kompetensi keagamaan, sebagai kompetensi tambahan. Sebagai lembaga pendidikan Islam, kepala sekolah di lembaga ini harus orang yang agamis dalam arti taat beragama, minimal menguasai keahlian dasar seorang muslim seperti membaca al-Qur’an dan menjalankan ibadah dengan baik dan benar.

STRUKTUR KEPEMIMPINAN SEKOLAH

Pemimpin adalah seseorang yang berperan mempengaruhi, menunjukkan arah (mengarahkan), membimbing orang lain atau sekelompok orang (organisasi) untuk mencapai tujuan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut pemimpin:
· Raja dan ratu yang berkonotasi dengan penguasa, yakni orang menguasai sekelompok orang.
· Kepala, ketua, direktur, manager atau komandan, yaitu orang yang berperan memimpin sekelompok orang yang berperan mengarahkan (directing.)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi, membimbing, menunjukkan dan mengarahkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Dari sini dapat dipahami bahwa kepemimpinan sekolah adalah kemampuan para pimpinan sekolah untuk mempengaruhi, membimbing, menunjukkan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan segenap warga (stake holder) sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.
UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Pemimpin sekolah terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1. Penyelenggara sekolah, yang terdiri dari pejabat dinas/ departemen pemerintah, pengurus yayasan/lembaga yang menyelenggarakan (penyelenggara) pendidikan.
2. Kepala sekolah, yaitu guru atau seseorang yang dipercaya oleh penyelenggaran sekolah (dinas untuk mengendalikan pengelolaan sekolah.
3. Komite sekolah, yaitu lembaga mandiri di luar struktur sekolah yang berperan sebagai mitra yang menyokong dan mendampingi pengelolaan sekolah.
Struktur kepemimpinan sekolah ini mirip dengan struktur kepemimpinan perusahaan. Struktur kepemimpinan perusahaan terdiri dari: komisaris dan direktur pelaksana. Sedangkan komite sekolah identik dengan LSM, seperti YLKI dan organisasi buruh.
Komisaris adalah pemilik (yang menyelenggarakan) perusahaan. Peran ini sama halnya dengan peran yayasan, dinas atau lembaga penyelenggara yang berstatus sebagai pemilik visi/kepentingan, asset, dan penanggung kerugian dan penanggungjawab kegiatan usaha di hadapan hukum.
Kedudukan kepala sekolah adalah sebagai direktur pelaksana (executive directur) sebuah “usaha jasa” pendidikan. Kepala sekolah berkedudukan sebagai wakil atau orang yang dipercaya oleh pemilik usaha/lembaga” untuk mengelola unit “usaha” pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah bertanggung jawab kepada dinas atau yayasan/lembaga penyelenggara.
Kepala sekolah tidak bertanggung jawab kepada komite sekolah, sebab pada dasarnya komite sekolah adalah institusi di luar sekolah semacam LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) pendamping. Sebagaimana LSM-LSM pada umumnya, peran komite adalah sebagai kelompok peduli terhadap jaminan mutu dan pelayanan sekolah.
Mengingat sekolah berstatus lembaga sosial sedang perusahaan merupakan lembaga ekonomi (bisnis), maka peran yang dapat dilakukan oleh komite sekolah dan LSM di perusahaan terdapat beberapa perbedaan. Hal ini terutama dikarenakan sekolah masih mengelola dana dari pemerintah yang menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya.

Mengapa Jokowi Diserang Habis-habisan?

Irfan Tamwifi Pensiun dari jabatan presiden, tidak membuat Jokowi terbebas dari berbagai serangan politik seperti yang dihadapinya menjelang...