Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada dasarnya tak berbeda dari aktivitas lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti makan, minum dan melakukan berbagai jenis pekerjaan. Bagi sebagian orang, kegiatan-kegiatan keseharian tersebut dilakukan tanpa dipikirkan, semua berlangsung begitu saja, tanpa fase-fase tertentu.
Banyak orang melakukan kegiatan seperti makan secara tergesa-gesa tanpa lebih dahulu melakukan langkah-langkah persiapan seperti do’a dan cuci tangan, atau menyiapkan kain lap. Ketika ada yang kurang, dia harus bolak-balik ke dapur. Meski pada akhirnya perut kenyang, tetapi banyak makanan yang tercecer di mana-mana. Apalagi bila setelah selesai makan langsung melakukan aktivitas lain, tanpa lebih dulu merapikan peralatan dan membersihkan sisa makanan.
Belajarpun tak jarang berlangsung demikian. Tak jarang guru masuk kelas langsung mengajar, tanpa terlebih dahulu melakukan langkah-langkah persiapan. Guru juga tak melakukan apa-apa saat bel tanda akhir jam pelajaran berbunyi, dan tak hanya membiarkan siswa langsung keluar keluar kelas begitu saja.
Dapat dipastikan pembelajaran seperti ini tidak efektif, sebab selama pelajaran tak semua siswa memperhatikan. Guru bahkan harus berteriak-teriak untuk menenangkan siswanya. Sangat boleh jadi kebanyakan siswa tak tahu apa yang baru saja diajarkan oleh guru karena fokus perhatian mereka tak sepenuhnya tertuju pada kegiatan pembelajaran.
Agar pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna ada beberapa langkah dasar yang harus dilakukan. Langkah-langkah terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan ini kadang juga disebut kegiatan pembuka atau pijakan awal. Setiap memulai kegiatan pembelajaran atau kegiatan apapun, seharusnya guru melakukan beberapa langkah strategis yang bertujuan mengkondisikan mental siswa agar siap untuk belajar.
Kegiatan pendahuluan adalah fase mengalihkan fokus perhatian siswa dari berbagai aktivitas sebelum pelajaran dimulai, apalagi yang berpotensi mengganggu kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru harus mengantisipasi ketika anak baru saja bermain, bercanda atau bahkan masih makan jajanan, agar tidak mengganggu konsentrasi dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan juga ditujukan untuk mengarahkan mental anak pada suasana belajar dan materi yang diajarkan. Pelajaran seyogyanya tidak dimulai ketika anak masih terbawa suasana bermain atau hal-hal lain yang mereka lakukan sebelum jam pelajaran dimulai, maupun perhatian anak belum benar-benar fokus pada kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Ini merupakan kegiatan pokok dalam proses pembelajaran, yaitu usaha membuat peserta didik menguasai materi pelajaran. Setelah siswa benar-benar siap belajar, guru dapat memulai proses internalisasi materi pelajaran sesuai dengan pendekatan, strategi, metode, media dan berbagai instrumen yang telah dipersiapkan.
Pengelolaan kegiatan inti harus disesuaikan dengan materi, bidang cakupan dan ketersediaan sarana dan prasarana. Selama kegiatan inti, perhatian dan ektivitas siswa harus dikondisikan agar sepenuhnya terfokus pada proses pembelajaran, baik dalam hal memilih metode atau media yang tepat maupun pemberian selingan (ice breaking) untuk menyegarkan suasana.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan ini disebut juga pijakan akhir atau kegiatan akhir. Dalam kegiatan ini guru harus memastikan seluruh siswa berhasil menguasai materi pelajaran, baik melalui kuis, tanya-jawab, refleksi atau evaluasi.
Berdasarkan hasil kegiatan akhir guru dapat mengetahui apakah proses pembelajarannya saat itu berhasil mencapai target atau tidak. Dengan begitu, guru dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya, atau memberikan threatment tambahan terutama bagi siswa yang belum berhasil. Siswa sendiri diupayakan memahami apa yang baru saja mereka pelajari, dan menyadari sejauh mana pemahaman mereka, serta kekurangan mereka dalam menguasai materi tersebut.
Dengan begitu, proses pembelajaran akan berlangsung efektif dan bermakna baik bagi siswa maupun guru. Intinya, sebelum dan setelah melakukan kegiatan siswa dan guru harus tahu apa yang mereka dapat dan hasilkan dari proses pembelajaran yang baru saja mereka lakukan.
Tiga tahap ini berlaku bukan hanya dalam pembelajaran di kelas, melainkan juga seluruh kegiatan sekolah baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Kegiatan upacara, perayaann hari besar, bahkan lomba-lomba perlu dilakukan dengan memperhatikan ketiga tahap ini agar seluruh kegiatan berlangsung efektif dan bermakna bagi siswa.
Bahkan saat rapat, breafing atau persiapan dan penutupan kegiatan sekolah, guru perlu membiasakan menggunakan ketiga langkah tersebut agar setiap aktivitas tidak hanya menjadi ritual, rutinitas tanpa makna. Pelaksanaan ketiga tahap tersebut akan memungkinkan aktivitas apapun berlangsung efektif dan bermakna bagi seluruh peserta.
1 komentar:
Posting Komentar