Setiap pemimpin dituntut memiliki kewibawaan (power influence approach) agar mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Keberhasilan pemimpin ditentukan oleh kewibawaan yang dimiliki, dan bagaimana menggunakan kewibawaan tersebut untuk menggerakkan organisasi sekolah.
Kewibawaan adalah kekuatan pengaruh yang dimiliki seseorang sehingga mampu membuat orang lain percaya dan bekerja (bergerak) mengikuti kehendaknya. Kewibawaan kadang lahir karena factor pembawaan sejak lahir, keturunan, dan hasil belajar. Menurut French dan Raven, ada beberapa bentuk kewibawaan.
1. Legitimate power
Bawahan melakukan sesuatu karena pemimpin berkuasa menyuruh dan bawahan mempunyai kewajiban untuk menuruti atau mematuhinya.
2. Coersive power
Bawahan mengerjakan sesuatu agar terhindar dari hukuman yang diberikan oleh pemimpin.
3. Reward power
Bawahan mengerjakan sesuatu agar memperoleh penghargaan atau imbalan dari pemimpin.
4. Referent power
Bawahan melakukan sesuatu karena kagum pada pemimpin, atau membutuhkan restu pemimpin, dan menjadikan pemimpin sebagai referensi dalam berperilaku.
5. Expert power
Bawahan mengerjakan sesuatu karena percaya bahwa pemimpin tahu yang terbaik, karena pengetahuan dan keahliannya memadai.
Secara umum kewibawaan terbangun oleh:
- Kepercayaan (amanah) yang diperoleh seseorang untuk memimpin, sehingga memiliki posisi atau kedudukan di atas orang lain.
- Keunggulan atau kelebihan yang dimiliki seseorang atas orang lain, baik dari segi kepribadian, keahlian maupun pengetahuan.
- Kejelasan ide yang dimiliki seseorang yang memungkinkan orang lain turut memahami dan menyetujuinya.
- Ketegasan sikap seorang pemimpin terhadap bawahan.
- Komitmen seseorang terhadap sebuah konsep yang diidealkan (idealisme) dibanding orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar