“Kalau di kelas, anak itu tidak memperhatikan”
“Anak itu memang tidak bisa tertib kalau di kelas “
“Anak-anak ini tidak pernah mendengarkan kalau saya ajar”
“Anak ini selalu tidak mau membawa buku”
“Anak-anak ini tidak bisa dikendalikan”
“Anak itu anak bodoh”
“Dia itu anak sulit”
Ungkapan-ungkapan semacam ini sering terdengar dalam berbagai pembicaraan guru. Ketika membahas masalah perilaku siswa, ada siswa yang tak berhasil menguasai materi pelajaran, atau ada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal, sering kali muncul ungkapan-ungkapan seperti ini.
Perlu dipahami, bahwa itu merupakan ungkapan-ungkapan naif bagi guru. Mengapa bisa demikian? Ini dikarenakan guru yang menyatakan ungkapan seperti itu hanya mempertegas bahwa dia belum berdaya mengatasi siswa. Dia tidak menyadari dengan mengatakan seperti itu berarti dia belum memiliki ketrampilan penguasaan kelas. Dia belum mampu mengajar sebagaimana mestinya.
Tentang Penguasaan Kelas
Penguasaan kelas atau pengelolaan kelas merupakan keahlian dasar pertama dan terutama yang harus dimiliki guru. Penguasaan kelas adalah kemampuan guru mengendali-kan sikap, perilaku dan menarik perhatian anak agar mudah diberi pelajaran. Ketrampilan penguasaan kelas adalah kemampuan guru membu-at dirinya didengar dan ditaati siswa. Tanpa ketrampilan ini dipastikan guru tidak akan berhasil mengajar secara efektif.
Mengajar dapat diibaratkan dengan memasukkan air ke dalam botol. Langkah pertama yang perlu dilakukan tentu saja membu-at botol-botol tersebut dalam posisi tegak dan lubangnya berada tepat di bawah pancuran air. Kalau tidak, dapat dipastikan pengi-sian air tidak akan maksimal, bahkan bisa jadi gagal sama sekali.
Demikian pula dengan mengajar. Dengan ketrampilan penguasaan kelas guru mengendalikan dan mengkondisikan siswa agar selama kegiatan pembelajaran:
1. Siswa bersikap dan berperilaku secara tertib.
2. Siswa memperhatikan (instruksi) guru.
3. Siswa mau, tertarik dan terfokus untuk mendengarkan instruksi guru.
4. Siswa mengikuti setiap tahap bimbingan yang diberikan guru.
5. Siswa melaksanakan aturan dan tugas-tugas yang diberikan guru, seperti membawa perlengkapan, mengerjakan PR dan tugas-tugas lainnya.
Dengan demikian, bila siswa tidak berhasil menguasai materi pelajaran, maka guru harus sadar bahwa itu letak masalahnya bukan pada siswa, melainkan karena sang guru belum mampu mengajar. Dia belum menguasai ketrampilan pengelolaan kelas atau penguasaan kelas, yang merupakan ketrampilan paling dasar guru.
Sekali lagi. Bila masih ada guru yang mengungkapkan kalimat-kalimat di atas, berarti dia belum menyadari kekurangannya sendiri. Dia tidak menyadari bahwa masalah pembelajaran bukan terletak pada siswa, tetapi pada sang guru sendiri.
Ukuran standar kemampuan guru terletak pada seberapa besar kemampuan guru membuat siswa menguasai materi pelajaran. Secara kelembagaan, guru dipandang sudah mampu mengajar, bila tingkat keberhasilannya dalam mengajar mencapai 85%. Bila di bawah itu, maka siswa tidak dapat dipersalahkan, karena gurunyalah yang harus belajar cara mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar