Jumat, 25 November 2011

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

Sebagai sebuah proses, pembelajaran dihadapkan pada beragam permasalahan, problematika. Problematika pembelajaran adalah berbagai permasalahan yang mengganggu, menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Problematika pembelajaran dapat ditelusuri dari jalannya proses dasar pembelajaran. Secara umum, proses pembelajaran dapat ditelusuri dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh 3 faktor, Bahan Baku (Raw Input), Instrumen, dan Lingkungan. Proses tersebut dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut.

Senin, 21 November 2011

KEBERHASILAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran di sekolah merupakan usaha mengantarkan siswa pada tujuan atau mencapai hasil tertentu. Tujuan atau hasil yang diharapkan dalam pembelajaran dijabarkan dalam tujuan pembelajaran atau indikator keberhasilan sebagaimana ditetapkan dalam silabus yang pelaksanaannya dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Dengan demikian, pada hakekatnya pembelajaran di sekolah merupakan sebuah proses atau kegiatan yang memiliki tujuan atau target. Ada kalanya kegiatan pembelajaran berhasil, tetapi tidak jarang mengalami kegagalan dalam mengatarkan siswa mencapai tujuan atau target yang ditetapkan.

Minggu, 20 November 2011

UNTUNG RUGI YAYASAN "STEMPEL"

Sekolah atau madrasah yang penyelenggaraannya berada di bawah naungan yayasan "stempel" memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
KEUNTUNGAN
Keuntungan pengelolaan sekolah atau madrasah demikian dirasakan oleh kepala dan guru sekolah setempat. 
"Kebebasan" Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki kebebasan penuh dalam mengelola sekolah. Memimpin sekolah di bawah yayasan "stempel" lebih ringan, tanpa beban bagi kepala sekolah, sebab paling tidak tekanan struktural, dari atasan, tidak dihadapi oleh kepala sekolah. Kepala sekolah dapat memimpin tanpa dituntut pertanggungjawaban.
Tidak jarang sekolah atau madrasah demikian dapat maju dengan pesat, bilamana kebetulan berada di tangan kepala sekolah yang visioner. Kepala sekolah dapat menjalankan kebijakan terbaiknya tanpa banyak pihak yang mungkin mempersoalkannya. Masalahnya, banyak sekolah yang stagnan, alias tidak berkembang karena kepala sekolah swasta yang demikian tidak begitu banyak jumlahnya.  

YAYASAN "STEMPEL"

Secara normatif, setiap sekolah atau madrasah swasta harus diselenggarakan oleh sebuah organisasi atau perorangan yang berkedudukan sebagai penyelenggara yang berbadan hukum. Badan hukum yang menaungi penyelenggaraan sekolah atau madrasah dapat berupa yayasan, organisasi kemasyarakatan (ormas), atau lembaga pendidikan sosial dan pendidikan.
Faktanya, banyak sekolah dan madrasah yang penyelenggaraan maupun pengelolaannya tidak melibatkan lembaga-lembaga berbadan hukum semacam itu. Pengelolaan sekolah atau madrasah biasanya ada di tangan kepala sekolah dan guru sepenuhnya. Merekalah yang bekerja mulai dari merekrut siswa, menentukan program kerja, anggaran, kurikulum pendidikan, merekrut tenaga guru dan pegawai, hingga menggalang dana bagi pembiayaan sekolah.  

Rabu, 09 November 2011

PETA KONSEP DAN PEMBELAJARAN EFEKTIF

HAKEKAT PEMBELAJARAN
Pada hakekatnya pembelajaran mengajarkan 3 (tiga) hal, yaitu fakta, konsep dan generalisasi.
1.  Fakta adalah pengetahuan yang disampaikan apa adanya, misalnya nama-nama benda, daerah, atau peristiwa yang dipelajari dengan cara dihafalkan.
2.   Konsep adalah pengetahuan tentang keterkaitan berbagai fakta hingga membentuk istilah atau cara kerja tertentu. Konsep dapat berupa definisi, cara kerja, atau cara menyelesaikan soal.
Pembelajaran konsep mengajarkan ketrampilan untuk mendefinisikan, membuat contoh, menjelaskan, dan cara menyelesaikan soal sesuai konsep tertentu.
3.  Generalisasi adalah pengetahuan mengenai teori yang sudah jadi dan dijadikan acuan dalam memahami permasalahan tertentu atau berperilaku sesuai hukum atau teori tertentu.
Misalnya, “kalau rajin pasti pandai” merupakan sebuah generalisasi dari sistem perilaku. Siswa harus rajin agar menjadi pandai. 

TANTANGAN SEKOLAH SWASTA DI PEDESAAN

Menyelenggarakan sekolah swasta di pedesaan bukan hal mudah saat ini. Pola pikir dan kebutuhan masyarakat desa terhadap pendidikan berbeda dari perkotaan. 
Tingkat sosial ekonomi masyarakat desa pada umumnya tidak lebih tinggi dibanding masyarakat kota, sekalipun banyak juga masyarakat miskin tinggal di kota. Bedanya, tingkat kepadatan penduduk kota menjadikan jumlah keluarga mampu di kota lebih banyak dibanding desa. 

GURU PENGGANTI DI SEKOLAH SWASTA

Dilema umum yang dialami sekolah swasta adalah pergantian guru yang terjadi hampir setiap tahun. Masalah ini biasanya dapat diatasi dengan rekrutmen guru dengan sistem kontrak setiap tahun yang disertai dengan pelatihan demi pelatihan. Dengan begitu, sekolah dapat mempertahankan kualitas pendidikan dan pelayanan sebagaimana standar yang ditetapkan.
Masalahnya, di pertengahan tahun pelajaran, kadang sekolah terpaksa harus merekrut guru pengganti. Biasanya ini terjadi karena guru reguler tidak dapat melaksanakan tugas lagi karena alasan yang sulit dihindari, seperti ikut suami, sakit keras, meninggal dunia dan sebagainya.
Kehadiran guru pengganti pada pertengahan tahun di satu sisi menjadi solusi yang harus dilakukan, tetapi di sisi lain selalu menyisakan beberapa persoalan. Berdasarkan pengalaman kami, di antara persoalan yang timbul akibat guru pengganti adalah:
KEPRIBADIAN & KOMPETENSI DASAR TIDAK TERUJI
Setiap sekolah (berbasis mutu) pasti memiliki standar kepribadian dan kompetensi guru. Guru yang direkrut dalam situasi mendadak biasanya mengabaikan standar tersebut. Akibatnya, sering kali sekolah mendapatkan guru yang mentalitas, kepribadian dan kemampuan dasarnya jauh di bawah standar.
KATRO' ATAU TIDAK PAHAM KONSEP KERJA
Setiap sekolah (berbasis mutu) pasti memiliki kekhasan kebijakan yang menjadikan pola pengelolaan pendidikannya berbeda dari sekolah lain. Guru yang tidak direkrut melalui pelatihan memadai potensial menimbulkan disparitas (kesenjangan) pemahaman. 
Guru pengganti yang direkrut dari mereka yang minim pengalaman, biasanya kurang dinamis. Mereka harus bekerja tanpa konsep, dan hanya mengikuti arus. Bagi mereka yang berkepribadian terbuka tentu mudah beradaptasi, tapi bagi mereka yang sulit untuk beradaptasi akan cenderung menimbulkan hambatan.
Guru pengganti yang direkrut dari mereka yang pernah mengajar di lembaga lain, seringkali menjadikan pola pikir dan cara kerja di lembaga pendidikan sebelumnya sebagai acuan. Padahal lain sekolah tentu lain pola pikir dan pola kerja yang diterapkan. Bahkan tidak jarang pengalaman di sekolah non-formal kadang masih dibawa ketika masuk sekolah formal.
KEMAMPUAN KERJA RATA-RATA RENDAH
Ini merupakan dampak paling krusial digunakannya guru pengganti. Mereka rata-rata tidak paham tugas dan fungsi guru, sehingga banyak tugas yang tidak terlaksana. Mereka hanya berangkat dan pulang tanpa banyak hal yang dilakukan. Bahkan kapan memberi PR, kapan ujian, kapan merekap nilai saja tidak tahu.
SOLUSI
Untuk mengatasi problematika guru pengganti di tengah tahun, sekolah swasta perlu mempertimbangkan dan melakukan beberapa hal.
Rekrutmen Tetap Melalui Proses Seleksi
Rekrutmen guru harus melalui proses seleksi, baik mental, kepribadian maupun kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru setempat. Rekrutmen guru tanpa seleksi sangat boleh jadi hanya mendatangkan "penyakit" bagi sekolah. 
Kedepankan Supervisi
Guru yang masuk di tengah tahun perlu diberi pengawasan ekstra, karena mereka belum paham visi, misi dan konsep kerja yang berlaku di sekolah. Kalau perlu, kepala sekolah memberikan bimbingan langsung dalam setiap proses pembelajaran hingga paling tidak 2 bulan.
Meski demikian, supervisi ekstra belum tentu menjadi solusi. Supervisi ekstra perlu kehati-hatian ekstra pula, sebab berdasarkan pengalaman, guru yang disupervisi ekstra kadang justeru tertekan. Mereka terkejut oleh pola kerja yang berlaku, Bisa-bisa guru pengganti kabur beberapa hari kemudian.     
Matrikulasi Melalui Dinamika Tim
Bila ada guru pengganti, sebaiknya sekolah mengadakan sesi pelatihan tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk membantu guru pengganti  menyesuaikan diri dengan guru-guru yang lain. 
Guru Cadangan
Alternatif paling aman yang perlu dilakukan adalah menyediakan guru cadangan. Resikonya memang sekolah perlu mengalokasikan anggaran tambahan, tetapi dapat menyelamatkan proses pembelajaran bilamana suatu saat ada guru yang harus digantikan.
Guru cadangan dapat diambil dari staf tata usaha atau pegawai sekolah yang lain, yang diberikan keahlian tambahan berupa pengelolaan kelas. Bahkan mungkin di setiap sekolah swasta, setiap pegawai perlu dilatih untuk sekaligus menjadi guru, setidaknya pada saat-saat diperlukan.


Semoga Bermanfaat.

Mengapa Jokowi Diserang Habis-habisan?

Irfan Tamwifi Pensiun dari jabatan presiden, tidak membuat Jokowi terbebas dari berbagai serangan politik seperti yang dihadapinya menjelang...