Kasus protes sebagian wali murid SD Islam Darush Sholihin beberapa minggu yang lalu mengajarkan bahwa kepala sekolah harus orang yang berkepribadian baik. Faktanya, selama ini saya telah salah memilih orang. Aku mengira, orang berkepribadian buruk dapat menjadi baik, padahal tidak.
Orang berkepribadian baik selalu menyadari kekurangannya. Mereka akan menutupi kekuangannya dengan cara belajar, bukan malah menutupinya dengan cara-cara yang negatif dan merugikan orang lain. Menutupi kekurangan dengan cara negatif memperlihatkan betapaburuknya kepribadian orang itu. Bagaimana tidak, untuk menutupi keburukannya, dia harus membolak-balikkan fakta, memfitnah, dan menghasut.
Pemimpin berkepribadian baik adalah orang yang siap memimpin dan siap dipimpin. Mereka akan legowo melepaskan jabatan dan bukannya mempertahankan dengan segala cara. Sebaliknya, pemimpin yang buruk adalah mereka yang tidak dapat melepaskan jabatan dengan legowo, tetapi dengan sikap gelo. Masalahnya adalah ketika sikap gelo itu berpadu dengan perkoncoan. Mereka adalah orang-orang picik yang dalam menjalani hidup bukan dengan mengandalkan kekuatan logika, melainkan logika kekuatan. "Siapa yang memiliki pendukung paling banyak?" itulah yang menjadi andalannya.
Ya, intinya pak Helmi memang gelo berat saat harus kehilangan jabatan kepala sekolah. Kami sendiri tidak menyangka, ternyata jabatan ini sebegitu berartinya buat dia. Karena gelo itulah dia ngomong ngelantur ke mana-mana.
Orang berkepribadian baik selalu menyadari kekurangannya. Mereka akan menutupi kekuangannya dengan cara belajar, bukan malah menutupinya dengan cara-cara yang negatif dan merugikan orang lain. Menutupi kekurangan dengan cara negatif memperlihatkan betapaburuknya kepribadian orang itu. Bagaimana tidak, untuk menutupi keburukannya, dia harus membolak-balikkan fakta, memfitnah, dan menghasut.
Pemimpin berkepribadian baik adalah orang yang siap memimpin dan siap dipimpin. Mereka akan legowo melepaskan jabatan dan bukannya mempertahankan dengan segala cara. Sebaliknya, pemimpin yang buruk adalah mereka yang tidak dapat melepaskan jabatan dengan legowo, tetapi dengan sikap gelo. Masalahnya adalah ketika sikap gelo itu berpadu dengan perkoncoan. Mereka adalah orang-orang picik yang dalam menjalani hidup bukan dengan mengandalkan kekuatan logika, melainkan logika kekuatan. "Siapa yang memiliki pendukung paling banyak?" itulah yang menjadi andalannya.
Ya, intinya pak Helmi memang gelo berat saat harus kehilangan jabatan kepala sekolah. Kami sendiri tidak menyangka, ternyata jabatan ini sebegitu berartinya buat dia. Karena gelo itulah dia ngomong ngelantur ke mana-mana.
Untungnya ini bukan peristiwa pertama bagi kami, sehingga sama sekali bukan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar