Rabu, 09 Oktober 2013

5 TANDA ANDA TAK SIAP MENGHADAPI PEKERJAAN

Setiap pekerjaan tidak hanya membutuhkan kemampuan, tetapi juga kemauan. Ada kalanya seseorang tidak memiliki kesiapan mental dan kemampuan saat terlanjur menerima sebuah pekerjaan. Akibatnya, pekerjaan bukan menjadi wahana yang mampu membuat anda merasa hidup, tetapi sebaliknya. Ketidaksiapan seseorang menghadapi pekerjaa sering kali mendatangkan stress dan diikuti beragam masalah.
Tak semua orang menyadari bahwa masalah mendasar yang dia alami dalam bekerja sebenarnya terletak pada ketidaksiapannya menghadapi pekerjaannya. Padahal hasil kerja Anda pasti mengecewakan bila Anda tidak menikmati pekerjaan Anda. Beberapa tanda berikut kiranya dapat menjadi bahan refleksi apakah Anda siap menghadapi sebuah pekerjaan.
1.  Mengeluh
Ketika memasuki dunia kerja Anda merasa pekerjaan Anda terlalu banyak, terlalu berat, sulit, atau terlalu banyak hal yang Anda tidak kuasai, maka itu pertanda awal Anda tidak siap dengan pekerjaan Anda. Anda belum cukup kemampuan dan kesiapan mental untuk menghadapinya. Itu sebabnya keluhan demi keluhan keluar dari mulut Anda.
2.  Enggan Menyentuh Pekerjaan
Ada kalanya berhari-hari, berminggu atau berbulan Anda tidak segera menyentuh pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan beberapa waktu. Dengan alasan sibuk, atau masih mengerjakan ini dan itu, atau baru menyelesaikannya pada batas akhir penyerahan,  dapat menjadi anda tidak nyaman dengan tugas Anda. Kesiapan bekerja berarti komitmen untuk memanfaatkan waktu, tenaga dan pikiran seoptimal mungkin. Semakin panjang waktu yang terbuang menjadi pertanda bahwa Anda hanya berusaha menyamankan diri dengan menghindari menyentuh pekerjaan hingga kadang sampai terlupakan. 
3.  Menyalahkan Pihak Lain
Tanggung jawab pekerjaan Anda ada pada diri Anda sendiri, baik yang menyangkut tugas teknis maupun tanggung jawab moralnya. Ketika pekerjaan Anda tidak selesai atau gagal, lalu anda sibuk mengumpulkan beribu alasan kegagalan, itu menjadi pertanda bahwa Anda tidak siap menghadapi pekerjaan Anda. Apalagi bila yang Anda kemukakan hanya alasan-alasan yang tidak profesional, maka itu pertanda Anda tak cukup punya tanggung jawab terhadap pekerjaan Anda.
4.  Merasa Selalu Disalahkan
Ada kalanya Anda harus bolak balik menghadap atasan karena hasil kerja Anda dianggap salah dan harus diperbaiki. Kadang pula Anda merasa dipersalahkan oleh situasi atau hasil kerja yang menjadi tanggung jawab Anda. Bila kenyataannya pekerjaan Anda memang salah atau tak memenuhi harapan, dan Anda merasa kecewa saat dipersalahkan, maka itu pertanda Anda tidak siap menghadapi pekerjaan Anda. Anda tidak dapat merespon kritik secara positif bila koreksi pihak lain Anda respon dengan ketersinggungan. Bila hasil kerja Anda memang ada yang benar-benar harus diperbaiki, dan Anda keberatan melakukannya maka itu menunjukkan bahwa kemampuan Anda masih kurang, dan harus belajar memahami dan melaksanakan tugas Anda dengan baik.
5.  Membangun Konflik
Ini adalah level terburuk yang menjadi petunjuk betapa Anda tak siap menghadapi pekerjaan. Ketika Anda merasa tidak terima saat dikritik, ditegur atau dipersalahkan oleh atasan, lalu tanpa sadar Anda mulai mencari-cari kesalahan pimpinan atau perusahaan, seperti gaji tak sepadan atau mempersoalkan berbagai kebijakan yang semula tidak Anda persoalkan, maka itu pertanda Anda benar-benar tak siap menghadapi pekerjaan. Mungkin terlalu banyak hal yang belum Anda bisa, sehingga untuk menutupinya Anda menyerang balik sebagai pembelaan diri (defense mechanisme) Anda.
Itu mencerminkan Anda tidak mampu bersikap profesional yang mampu melihat dan menyikapi masalah secara proporsional. Lebih parah lagi, sikap seperti itu menandakan bahwa Anda tak punya cukup integritas moral untuk bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan. 

Minggu, 22 September 2013

PERIHAL KOMPETENSI PEDAGOGIK

Di antara kompetensi guru dan tenaga pendidikan yang paling tidak familiar di kalangan guru dan dosen adalah kompetensi pedagogik. Hal ini dikarenakan istilah pedadogi memang jarang digunakan sebagai terminologi pendidikan
Terma pedagogi sebenarnya sudah diperkenalkan sejak era kolonial Belanda, di mana para guru disebut sebagai paedagok. Setelah kemerdekaan, istilah tersebut masih banyak digunakan terutama mengacu pada buku Paedagogik karya M.J. Langeveld yang pada umumnya menjadi salah satu referensi utamanya, meski kebanyakan hanya dipelajari secara sambil lalu. Minimnya referensi penunjang, serta pengembangan yang tidak signifikan terhadap bidang keilmuan ini menjadikan pedagogik sebagai bidang kajian maupun rumpun keilmuan kurang mendapat perhatian. 
Apalagi trend keilmuan pendidikan di Indonesia cenderung mengikuti alur perkembangan di luar negeri. Perkembangan ilmu pendidikan belum secara signifikan dibangun berdasarkan temuan-temuan ilmiah di Indonesia, melainkan mengadopsi perkembangan dari luar. Itu sebabnya perubahan kurikulum pendidikan cenderung berlangsung tanpa alur dan nyaris tanpa dialektika ilmiah memadai. 
Secara kebahasaan, kata paedagogy berakar pada bahasa Yunani, paidagōgeō, atau país yang berarti anak dan ági yang berarti memimpin. Istilah ini memiliki kemiripan dengan pendidikan (education) yang berasal dari kata ex yang berarti keluar dan ducere, yang berarti membimbing. Dengan demikian, secara sederhana pedagogi adalah pendidikan atau pembelajaran, yaitu usaha membangun kompetensi anak manusia.
Pedagogi, pendidikan atau pembelajaran semula berkembang hanya sebagai ketrampilan, tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan, pedagogi berkembang menjadi ilmu atau seni mengajar. Penambahan akhiran ics pada kata pedagogy atau akhiran k pada kata pedagogik digunakan untuk istilah pedagogi sebagai ilmu atau seni mendidik atau seni mengajar. 
Berkembangnya cabang-cabang ilmu sosial dan humaniora menjadikan pedagogi yang semula menekankan kiat atau strategi mengajar berkembang ke dalam berbagai cabang keilmuan, seperti psikologi perkembangan, psikologi belajar, strategi pembelajaran, media pembelajaran, pengembangan kurikulum dan sebagainya. Digunakannya beberapa bidang keilmuan tersebut memungkinkan pedagogi atau pembelajaran berkembang sebagai proses yang dapat disain dan dikendalikan sedemikian terukur, hingga hasilnya juga dapat didria, dimonitor, diukur, dievaluasi, serta dikembangkan ke dalam beragam alternatif.
Sebagai bidang keilmuan pedagogi memiliki dimensi vokasional. Pengetahuan ilmiah yang diperoleh melalui pembelajaran, penelitian ilmiah tidak cukup hanya diterima sebagai pengetahuan. Pengetahuan tersebut bahkan harus dipelajari hingga mempribadi dalam diri guru. Terutama untuk ketrampilan-ketrampilan dasar, penguasaan pedagogi harus menjadi bagian dari reflek guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Layaknya dokter yang memeriksa kondisi pasien, guru tak perlu membuka buku lebih dulu untuk mengenali problem pembelajaran yang dialami siswanya. Kecuali untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah atau mengatasi kasus-kasus luar biasa keahlian keguruan mestinya menjadi ketrampilan yang melekat dan langsung dapat digunakan setiap kali membutuhkan. Di antara keahlian keguruan dimaksud adalah:
1.  Keahlian Mengidentifikasi Kondisi Siswa
2.  Keahlian Mengidentifikasi Cara Membelajarkan Siswa Secara Efektif.
3.  Keahlian Menggunakan Berbagai Media dan Teknologi.  
4.  Keahlian mengembangkan kurikulum dan bahan pembelajaran
5.  Keahlian evaluasi dan pengukuran.


Senin, 02 September 2013

3 TAHAP DASAR PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN BERMAKNA

Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada dasarnya tak berbeda dari aktivitas lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti makan, minum dan melakukan berbagai jenis pekerjaan. Bagi sebagian orang, kegiatan-kegiatan keseharian tersebut dilakukan tanpa dipikirkan, semua berlangsung begitu saja, tanpa fase-fase tertentu.
Banyak orang melakukan kegiatan seperti makan secara tergesa-gesa tanpa lebih dahulu melakukan langkah-langkah persiapan seperti do’a dan cuci tangan, atau menyiapkan kain lap. Ketika ada yang kurang, dia harus bolak-balik ke dapur. Meski pada akhirnya perut kenyang, tetapi banyak makanan yang tercecer di mana-mana. Apalagi bila setelah selesai makan langsung melakukan aktivitas lain, tanpa  lebih dulu merapikan peralatan dan membersihkan sisa makanan.

KEAHLIAN POKOK GURU

Sebagaimana halnya profesi-profesi lain, profesi guru juga menuntut seperangkat ketrampilan yang perlu dikuasai agar mampu menjalankan perannya secara optimal. Secara normatif pemerintah memetakan ketrampilan guru ke dalam 4 ranah kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, profesional, pedagogik dan kompetensi sosial, tetapi sebenarnya keempat kompetensi tersebut dapat disederhanakan ke dalam dua ranah dasar, yaitu mentalitas dan ketrampilan keguruan.

Rabu, 28 Agustus 2013

5 PRINSIP PEMBELAJARAN EFEKTIF

Menyelenggarakan pembelajaran efektif merupakan impian setiap guru dan sekolah. Pembelajaran efektif adalah kegiatan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara managerial-administratif dan berlaku secara kedinnasan, ukuran keberhasilan tersebut adalah pencapaian kriteria ketuntasan minimal oleh setidaknyaa 85% siswa.
Mewujudkan pembelajaran efektif bukan hal mudah bagi kebanyakan guru, bahkan yang pernah mengajar berpuluh tahun sekalipun. Hal ini dikarenakan efektivitas pembelajaran merupakan proses yang kompleks, baik dipengaruhi oleh kondisi siswa, lingkungan maupun kompetensi pengajarnya.

Jumat, 23 Agustus 2013

3 ALASAN MEMILIH SEKOLAH

Sebagian orang mengatakan, "Sekolah itu sama saja". Itu sebabnya, sebagian orang tidak berminat memilihkan sekolah yang "aneh-aneh: apalagi yang berbiaya mahal bagi putera-puterinya. Mereka bahkan memandang "aneh" mereka yang memilih sekolah mahal, sebab menurut mereka di manapun sekolah itu sama.

Selasa, 23 Juli 2013

KISAH PERJALANAN PENYELESAIAN STUDI - 2

Setelah dua tahun berlalu, aku kembali menghadap pembimbingku, tetapi hingga beberapa bulan tak berhasil bertemu. Sepertinya beliau sangat sibuk. Kali ini aku tak lagi menyodorkan proposal penelitian, tetapi memberanikan diri menyerahkan draf laporan penelitian akhir yang telah aku buat sebelumnya. Aku berharap segera ada koreksi untuk kuperbaiki.

Mengapa Jokowi Diserang Habis-habisan?

Irfan Tamwifi Pensiun dari jabatan presiden, tidak membuat Jokowi terbebas dari berbagai serangan politik seperti yang dihadapinya menjelang...