Minggu, 20 Oktober 2013

2 PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH SWASTA

Keuangan sering kali menjadi masalah menonjol di sekolah, bahkan tidak jarang jauh lebih menonjol dibanding persoalan akademik yang sebenarnya merupakan fokus utama sekolah. Banyak orang begitu mudah meributkan masalah keuangan, tetapi jarang dijumpai mereka yang mempersoalkan kualitas pembelajaran maupun sikap dan perilaku siswa-siswi di sekolah.
Barangkali uang sudah menjadi raja - ada yang menyebut Tuhan - dalam kehidupan. Apapun masalah yang terjadi, sebenarnya yang melatarbelakangi hanya persoalan uang, kata Slank UUD (ujung-ujungnya duit). Makna pengabdian bagi sebagian guru, kepala sekolah dan wali murid semakin pudar oleh uang. Dimensi spiritual pendidikan semakin luntur akibat dasar dan orientasi hidup sudah beralih kepada uang.
Itu sebabnya penyelenggara dan pengelola sekolah harus bijak dalam memanfaatkan sumber dana yang masuk demi kemaslahatan sekolah. Pada prinsipnya, pengelolaan keuangan sekolah memiliki 2 tujuan pokok:
1.  Agar Kegiatan Pendidikan Berjalan Sesuai Program
Lembaga pendidikan harus mampu mendayagunakan sumber pemasukannya pertama-tama untuk membiayai kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Biaya kegiatan ini dapat disebut dengan biaya operasional, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk membuat sekolah dapat beroperasi dengan baik.
Besaran biaya operasional tentu saja harus secara timbal balik disesuaikan dengan target program dari setiap sekolah. Di sisi lain, program dan kegiatan sekolah juga harus memperhatikan besaran sumber dana yang dimiliki, yaitu sebesar pengeluaran optimal yang mungkin dikeluarkan berdasarkan sumber pemasukan, yang rata-rata sebesar 50% sampai 75% dari total pemasukan.
2.  Agar Lembaga Pendidikan Terus Berkembang
Sekolah swasta sebaiknya tidak menghabiskan seluruh pemasukan sekolah untuk biaya operasional karena sudah pasti akan membuat sekolah tidak berkembang. Sekolah harus mengalokasikan sebagian pemasukannya untuk keperluan pengembangan sekolah, yaitu usaha untuk membuat kualitas dan kuantitas pelayanannya ditingkatkan.
Secara sederhana dapat dijelaskan, bila sekolah mampu mengalokasikan anggaran pengembangan sebesar 10% misalnya, maka pengembangan sekolah akan meningkat sebesar 10% setiap tahun. Pengembangan tersebut dapat berupa pengembangan sarana-prasarana, program, penelitian bahkan pembukaan sekolah baru..
Ini diperlukan mengingat sekolah swasta tidak mungkin bergantung pada siapapun kecuali pada dirinya sendiri. Sekolah swasta bahkan tidak selayaknya menggantungkan harapan pada kebaikan hati pemerintah, terlebih di tengah carut-marutnya sistem politik dan pemerintahan akhir-akhir ini. Bahkan ada baiknya sekolah swasta melepaskan sama sekali campur tangan pemerintah di bidang pembiayaan, semisal Bantuan Operasional Sekolah (BOS) karena hanya membebani sekolah dibanding membantu meringankan beban.

6 PERTANDA ANDA SIAP MENGHADAPI PEKERJAAN

Apakah Anda siap menghadapi sebuah pekerjaan? Bila jawaban Anda iya, belum tentu Anda memang benar-benar siap menghadapi sebuah pekerjaan, sebab menjawab seperti itu merupakan kecenderungan umum setiap orang yang terlanjur menerima sebuah pekerjaan.
Siap tidaknya seseorang menghadapi pekerjaan ditentukan oleh sikap dia terhadap pekerjaan, bukan oleh kata-katanya. Bila Anda memang benar-benar siap menghadapi sebuah pekerjaan, sikap mental Anda tentu akan seperti beberapa sikap berikut.
1.  Keingintahuan
Mungkin Anda orang baru dalam suatu pekerjaan. Mungkin sebenarnya Anda merasa ada banyak hal yang belum Anda pahami dan belum Anda kuasai dari pekerjaan yang ada di hadapan Anda. Itu merupakan hal biasa bagi setiap orang, terutama saat awal-awal memasuki dunia kerja atau dihadapkan pada hal-hal baru yang sebagian jauh dari apa yang Anda bayangkan sebelumnya.
Kesipan Anda tidak ditentukan oleh bekal kemampuan yang Anda miliki, melainkan pada sikap mental Anda menyikapi hal-hal baru atau hal-hal yang belum Anda kuasai. Bila keterbatasan pengetahuan dan kemampuan tersebut membuat Anda tertantang untuk mempelajarinya, maka itu pertanda Anda siap menghadapi pekerjaan, sebab pada dasarnya tidak ada apapun yang tak mungkin dipelajari. Bila keawaman Anda mendorong Anda bertanya dan belajar, maka itu pertanda Anda siap mendalami, menguasai dan menerapkan hal-hal baru yang sangat boleh jadi akan mengubah masa depan Anda.
Sebaliknya bila Anda cenderung mengeluh, enggan bertanya dan mempelajari lebih dalam hal baru atau apa yang Anda belum kuasai, maka itu akan semakin menjauhkan diri Anda dari pekerjaan yang Anda hadapi. Keluh kesah dan keengganan tak akan mengubah Anda keluar dari keadaan.
2.  Kritik Mengubah Anda
Sebagai orang yang belum benar-benar menguasai pekerjaan, sangat mungkin membuat Anda mendapat arahan, bimbingan, kritik, bahkan cemoohan. Bila Anda memang seorang yang berkarakter sukses, ingin berkembang dan siap menghadapi pekerjaan, itu semua tak akan membuat Anda lemah, apalagi mundur. Orang sukses menyikapi saran, kritik, dan apapun sebagai masukan dengan sikap positif. seseorang yang berkarakter sukses selalu menjadikan kritik, saran dan cermohan sebagai vitamin" penambah vitalitas yang mampu membuat seseorang semakin kuat dan lebih baik.
Sebaliknya kritik, saran, apalagi cemoohan merupakan racun yang efektif untuk melemahkan, mematahkan dan membuat manusia bermental pecundang menyerah, atau berang. Mereka bukan manusia yang siap belajar untuk menghadapi tantangan pekerjaan. Padahal setiap pekerjaan memiliki masalah, hambatan dan tantangannya sendiri.
3.  Terus Belajar
Sukses dan gagal adalah dua hal yang selalu ada dalam setiap gerak kehidupan. Mungkin suatu saat Anda belum berhasil mewujudkan sebuah harapan, atau bahkan gagal total. Tidak ada yang dapat disalahkan atas setiap kegagalan kecuali diri kita sendiri, sebab kegagalan berarti pertanda kita belum cukup belajar dan harus lebih banyak belajar.
Bila Anda memilih untuk terus belajar sampai menemukan cara terbaik mengatasi masalah pekerjaan yang Anda hadapi, maka itu pertanda Anda siap menghadapi pekerjaan Anda. Kemauan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi sebuah pekerjaan merupakan pilihan manusia berjiwa sukses dalam menyikapi pekerjaan yang dihadapinya. Sebaliknya, keengganan belajar dan melakukan perubahan pada diri sendiri merupakan "penyakit" krusial yang menghambat kesiapan dan kemampuan seseorang untuk menghadapi sebuah pekerjaan. 
4.  Menjelaskan Detail 
Level pertama yang menunjukkan bahwa Anda bukan saja siap menghadapi suatu pekerjaan, melainkan menguasai pekerjaan adalah kemampuan Anda memaparkan pekerjaan Anda. Ketika Anda mampu mempresentasikan secara meyakinkan terhadap pekerjaan yang Anda hadapi di hadapan atasan atau forum, itu merupakan pertanda awal bahwa Anda bukan hanya siap menghadapi pekerjaan Anda.
Level lebih tinggi lagi adalah apabila Anda mampu menjelaskan berbagai permasalahan pekerjaan yang Anda hadapi dan solusi cerdas yang Anda ambil. Mungkin hasil kerja Anda tidak seperti yang diminta atasan Anda, tetapi Anda punya beberapa alasan logis dan faktual yang dapat diterima atasan. 
5.  Menerapkan Keputusan
Banyak hasil rapat dan evaluasi yang menguap begitu saja setelah rapat usai. Tak semua orang mampu mewujudkan sebuah konsep dalam kenyataan, sekalipun dibahas sangat serius. Bila Anda termasuk mereka yang mampu menerapkan keputusan dan konsep-konsep yang dibahas dalam suatu rapat evaluasi dalam bentuk tindak lanjut yang nyata, maka itu pertanda Anda memang seorang profesional yang memang pantas utuk diberi kepercayaan mengemban suatu pekerjaan.
Sebaliknya, bila Anda tidak berbuat apa-apa setelah pengambilan keputusan dilakukan, itu pertanda Anda tak punya "chemistery" pada pekerjaan Anda. Kalaupun Anda tidak tahu harus berbuat apa, seharusnya ada menujukkan sikap ingin tahu dan mencari tahu, tetapi bila Anda membiarkan hasil evaluasi dan keputusan berlalu tanpa tindak lanjut yang jelas, maka itu pertanda Anda layak dipecat dari pekerjaan Anda. Dengan sikap seperti itu Anda bukan the right man in the right place.
6.  Membangun Visi
Kualitas lebih tinggi lagi dari kesiapan seseorang menghadapi pekerjaan adalah sejauh mana inspirasi seseorang berkembang terhadap pekerjaannya. Bila saat menghadapi pekerjaan ide seseorang berkembang hingga lahir ide-ide segar yang lebih baik untuk membuat pekerjaannya lebih efektif dan efisien, maka itu pertanda Anda memang the right man in the right place. Anda adalah orang yang tepat untuk pekerjaan Anda sekalipun mungkin tak selaras dengan kesarjanaan Anda.
Berkembangnya visi yang lebih maju merupakan pertanda bahwa pekerjaan itu membuat Anda merasa hidup. Anda bukan lagi instrumen atau alat yang dapat digantikan begitu saja dengan orang lain.

Rabu, 09 Oktober 2013

5 TANDA ANDA TAK SIAP MENGHADAPI PEKERJAAN

Setiap pekerjaan tidak hanya membutuhkan kemampuan, tetapi juga kemauan. Ada kalanya seseorang tidak memiliki kesiapan mental dan kemampuan saat terlanjur menerima sebuah pekerjaan. Akibatnya, pekerjaan bukan menjadi wahana yang mampu membuat anda merasa hidup, tetapi sebaliknya. Ketidaksiapan seseorang menghadapi pekerjaa sering kali mendatangkan stress dan diikuti beragam masalah.
Tak semua orang menyadari bahwa masalah mendasar yang dia alami dalam bekerja sebenarnya terletak pada ketidaksiapannya menghadapi pekerjaannya. Padahal hasil kerja Anda pasti mengecewakan bila Anda tidak menikmati pekerjaan Anda. Beberapa tanda berikut kiranya dapat menjadi bahan refleksi apakah Anda siap menghadapi sebuah pekerjaan.
1.  Mengeluh
Ketika memasuki dunia kerja Anda merasa pekerjaan Anda terlalu banyak, terlalu berat, sulit, atau terlalu banyak hal yang Anda tidak kuasai, maka itu pertanda awal Anda tidak siap dengan pekerjaan Anda. Anda belum cukup kemampuan dan kesiapan mental untuk menghadapinya. Itu sebabnya keluhan demi keluhan keluar dari mulut Anda.
2.  Enggan Menyentuh Pekerjaan
Ada kalanya berhari-hari, berminggu atau berbulan Anda tidak segera menyentuh pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan beberapa waktu. Dengan alasan sibuk, atau masih mengerjakan ini dan itu, atau baru menyelesaikannya pada batas akhir penyerahan,  dapat menjadi anda tidak nyaman dengan tugas Anda. Kesiapan bekerja berarti komitmen untuk memanfaatkan waktu, tenaga dan pikiran seoptimal mungkin. Semakin panjang waktu yang terbuang menjadi pertanda bahwa Anda hanya berusaha menyamankan diri dengan menghindari menyentuh pekerjaan hingga kadang sampai terlupakan. 
3.  Menyalahkan Pihak Lain
Tanggung jawab pekerjaan Anda ada pada diri Anda sendiri, baik yang menyangkut tugas teknis maupun tanggung jawab moralnya. Ketika pekerjaan Anda tidak selesai atau gagal, lalu anda sibuk mengumpulkan beribu alasan kegagalan, itu menjadi pertanda bahwa Anda tidak siap menghadapi pekerjaan Anda. Apalagi bila yang Anda kemukakan hanya alasan-alasan yang tidak profesional, maka itu pertanda Anda tak cukup punya tanggung jawab terhadap pekerjaan Anda.
4.  Merasa Selalu Disalahkan
Ada kalanya Anda harus bolak balik menghadap atasan karena hasil kerja Anda dianggap salah dan harus diperbaiki. Kadang pula Anda merasa dipersalahkan oleh situasi atau hasil kerja yang menjadi tanggung jawab Anda. Bila kenyataannya pekerjaan Anda memang salah atau tak memenuhi harapan, dan Anda merasa kecewa saat dipersalahkan, maka itu pertanda Anda tidak siap menghadapi pekerjaan Anda. Anda tidak dapat merespon kritik secara positif bila koreksi pihak lain Anda respon dengan ketersinggungan. Bila hasil kerja Anda memang ada yang benar-benar harus diperbaiki, dan Anda keberatan melakukannya maka itu menunjukkan bahwa kemampuan Anda masih kurang, dan harus belajar memahami dan melaksanakan tugas Anda dengan baik.
5.  Membangun Konflik
Ini adalah level terburuk yang menjadi petunjuk betapa Anda tak siap menghadapi pekerjaan. Ketika Anda merasa tidak terima saat dikritik, ditegur atau dipersalahkan oleh atasan, lalu tanpa sadar Anda mulai mencari-cari kesalahan pimpinan atau perusahaan, seperti gaji tak sepadan atau mempersoalkan berbagai kebijakan yang semula tidak Anda persoalkan, maka itu pertanda Anda benar-benar tak siap menghadapi pekerjaan. Mungkin terlalu banyak hal yang belum Anda bisa, sehingga untuk menutupinya Anda menyerang balik sebagai pembelaan diri (defense mechanisme) Anda.
Itu mencerminkan Anda tidak mampu bersikap profesional yang mampu melihat dan menyikapi masalah secara proporsional. Lebih parah lagi, sikap seperti itu menandakan bahwa Anda tak punya cukup integritas moral untuk bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan. 

Mengapa Jokowi Diserang Habis-habisan?

Irfan Tamwifi Pensiun dari jabatan presiden, tidak membuat Jokowi terbebas dari berbagai serangan politik seperti yang dihadapinya menjelang...