Kamis, 25 Oktober 2012

5 PANDANGAN KELIRU TENTANG PACARAN

Sejak memasuki masa puber, pacaran menjadi tema menarik bagi sebagian remaja. Banyak remaja yang secara diam-diam atau terang-terangan ingin mempunyai pacar. Kebanyakan orang mengira pacaran akan menjadi momen penuh kesenangan, momen mengenal pasangan lebih dalam, menjadi bekal pernikahan atau  menjadi motivasi untuk lebih sukses dalam studi atau karier.
Faktanya, pacaran tidak selalu demikian, bahkan lebih sering sebaliknya, sebab menjalin hubungan dengan seseorang merupakan sesuatu yang unik dan cenderung rumit. Berikut ini adalah beberapa pandangan keliru tentang pacaran yang terlanjur diyakini banyak orang. 
1.   Penuh Kesenangan
Suasana hati berbunga-bunga saat masa pendekatan hingga jadian mungkin memang memberi sensasi tersendiri, tapi masa itu sebenarnya tidak berlangsung selamanya. Setelah masa-masa "bulan madu" itu berlalu berbagai persoalan bermunculan satu persatu, mulai dari beda pendapat, cemburu, putus cinta dan berbagai persoalan lain yang menyita energi pikiran dan perasaan.
2.   Mengenal Lebih Dalam
Pandangan kebanyakan orang bahwa pacaran membuat pasangan mengenal lebih dalam dan lebih siap menghadapi pernikahan tidak sepenuhnya benar, bahkan boleh dibilang keliru. Pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang berbeda. Pacaran lebih sering hanya menyoal ikatan perasaan, sementara pernikahan berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan, mulai dari cinta kasih, seks, mengurus anak, mencari nafkah dan sebagainya.
Saat pacaran orang cenderung menunjukkan yang baik-baik saja di hadapan pasangannya. Rasa suka menjadikan seseorang kurang mampu menilai pasangan secara obyektif dan rasional. Itu sebabnya pernikahan yang dimulai dari pacaran tidak menjamin pernikahan berlangsung mulus, dan justeru lebih banyak pernikahan tanpa proses pacaran yang berlangsung baik-baik saja.  
3.   Menjadi Motivasi untuk Maju
Menjalin hubungan dengan seseorang sebenarnya bukan mengatasi masalah tanpa masalah, bahkan dapat diartikan dengan mendatangkan masalah baru dan beban tambahan bagi energi mental kita. Rasa keterikatan, ketergantungan, berbagai keharusan, cemburu, kerinduan, kemarahan, hingga putus cinta menjadi masalah baru yang harus dihadapi saat mempunyai pacar.
Itu sebabnya keliru bila kita percaya bahwa pacaran dapat memotivasi diri untuk maju. Bahkan orang yang terlalu terbuai oleh urusan pacar biasanya justeru membelokkan seseorang dari tujuan studi. Tidak sedikit orang yang memutuskan berhenti studi gara-gara terlena oleh urusan cinta. Selain bagi kalangan artis, mungkin pacaran lebih tepat dilakukan oleh cewek yang tidak mementingkan karier dan pengembangan diri.
4.   Teman Sharing
Buat mereka yang dapat menempatkan pacar atau kekasih sebagai teman sharing, mungkin pacaran dapat menjadi pilihan positif. Masalahnya, bagi kebanyakan orang, khususnya laki-laki, pacaran lebih sering didorong oleh motivasi kesenangan dibanding motivasi untuk berkembang. Apalagi kalau pacar kamu mempunyai bidang yang berbeda, pasti sharing hanya berarti curhat yang tidak bermakna apa-apa bagi pengembangan diri.
5.   Pernikahan Lebih Siap dan Bahagia
Ini merupakan anggapan paling keliru tentang pacaran. Seperti disinggung di bagian awal, pacaran bukan jaminan pernikahan langgeng dan tanpa masalah, sebab pacaran dan pernikahan adalah dua dunia yang berbeda. Bahkan faktanya, banyak pernikahan bermasalah meski diawali dengan pacaran bertahun-tahun. Banyak pula pasangan yang baru bertemu di biro jodoh beberapa hari dapat membangun pernikahan bahagia.

Rabu, 24 Oktober 2012

8 MANFAAT MENJAGA KEPERAWANAN SAMPAI MENIKAH

Banyak yang bilang  keperawanan sebagai hal tidak penting lagi untuk dipertahankan. Mereka bilang, pernikahan adalah masalah kecocokan hati, bukan soal perawan atau tidak. Mungkin itu sebabnya seks pranikah menjadi hal yang mulai biasa dilakukan oleh pasangan belum menikah.
Banyak juga cewek Indonesia yang masih meyakini bahwa keperawanan perlu dipertahankan hingga saat menikah. Sebagian beralasan karena norma keyakinan, sebagian lagi berfikir hanya akan mempersembahkan kehormatan atau kesuciannya untuk suami tercinta.
Keperawanan memang bukan satu-satunya hal yang bisa menjamin kebahagiaan pernikahan. Mereka yang sudah mengalami pernikahan bahkan jarang ada yang bertanya pada pasangannya, apakah masih perawan atau tidak. 
Bahkan cowok sebenarnya sulit membedakan cewek yang masih perawan atau tidak, kecuali sang cewek mengakuinya di hadapan pasangan. Pendarahan dan kesakitan karena pecahnya selaput dara hanyalah mitos masa lalu, sebab saat berhubungan pertama kali sekalipun jarang terjadi pendarahan bila cewek sudah memang siap (terangsang).Cewek yang sudah sering berhubungan seks sekalipun juga akan kesakitan dan mungkin keluar darah bila behubungan kelamin saat sedang tidak terangsang. 
Meski demikian, para ahli masalah keluarga dan hubungan berpendapat bahwa menjaga keperawanan sampai menikah memberikan banyak manfaat.
1.  Lebih Sehat.
Tanpa seks pranikah, cewek terhindari dari penyakit-penyakit kelamin. Kesehatan kandungan juga lebih baik, karena terhindar dari penggunaan kontrasepsi, aborsi atau usaha-usaha lain untuk menghindari kehamilan.
2.  Bebas dari Depresi.
Seks pranikah sering kali membuat cewek dibayangi kekhawatiran akan ditinggal oleh sang cowok yang telah merenggut keperawanannya. Kekhawatiran itu akan bertahan hingga sang cowok tersebut benar-benar menikahinya. Depresi biasanya mencapai puncaknya saat hubungan dengan cowok tersebut mengalami kegagalan. Beban mental akan kembali mengganngu saat menemukan cowok baru yang bermaksud menjalin hubungan serius, menjadi suami.
3.  Lebih Mudah Ketemu Jodoh.
Sekalipun banyak yang menganggap keperawanan tidak penting, faktanya lelaki lebih mudah menerima cewek yang masih perawan dibanding tidak. Tetap perawan setidaknya membuka peluang mendapatkan jodoh lebih mudah dibanding sudah tidak perawan.
4.  Kenangan Indah.
Tanpa seks pranikah, pengalaman seks pertama dengan suami akan menjadi kenangan manis bagi pasangan. Bahkan sekalipun seks pertama tidak selalu mulus, har-hari pertama pernikahan akan selalu menjadi pengalaman indah dan mungkin lucu untuk dikenang dengan suami.
5.  Lebih memuaskan.
Hubungan seks dalam pernikahan akan lebih memuaskan karena dibangun bersama suami. Cewek tidak perlu membandingkan pengalamannya dengan orang lain yang sering kali mengganggu hubungannya dengan suami. Cewek juga terbebas dari trauma masa lalu yang dapat mempengaruhi kejiwaannya.
6.  Lebih Bahagia
Sekalipun jarang dinyatakan secara lisan, cewek yang masih perawan lebih dihargai oleh suami dibanding yang sudah tidak perawan. Keperawanan memberikan andil bagi terjalinnya ikatan batin yang lebih kuat dengan pasangan, sehingga rumah tangga lebih mudah mempertahankan.
7.  Lebih Percaya Diri
Meski suami tidak tahu, pengalaman seks pranikah selalu menyisakan beban batin bagi cewek, misalnya keraguan apakah akan menceritakan pada suami atau tidak, apakah sang mantan akan bercerita atau tidak. Wanita yang masih perawan dapat terlepas dari dilema beban batin tanpa harus menyembunyikan masa lalunya dari suami. 
8.  Lebih Sukses dalam Hidup
Orang jaman dulu mempercayai, seks di luar nikah dapat membunuh jalan rejeki. Rupanya itu bukan isapan jempol, sebab berdasarkan survey terbaru, orang yang menunda seks dan pernikahan lebih sukses dalam hidup dibanding yang tidak. Sebenarnya ini berkaitan dengan kematangan seseorang dalam pernikahan, yang mungkin tidak berlaku bagi pernikahan dini.  
Begitulah kira-kira. Soal apakah kamu memilih mempertahankan keperawanan atau tidak, resiko ditanggung pelaku.7

Mengapa Jokowi Diserang Habis-habisan?

Irfan Tamwifi Pensiun dari jabatan presiden, tidak membuat Jokowi terbebas dari berbagai serangan politik seperti yang dihadapinya menjelang...