TRANSLATE

Sabtu, 22 Februari 2014

KETERAMPILAN TEKNIS DAN SOSIAL; 2 FUNDAMENTAL KETRAMPILAN HIDUP

Kurikulum pendidikan dari waktu ke waktu mengalami perubahan demi perubahan. Tujuan perubahan tersebut tidak lepas dari tingginya harapan yang disandarkan pada dunia pendidikan. Banyak konsep ditawarkan, tetapi tak ada yang memuaskan semua pihak. Beragam kompetensi dirumuskan tetapi hanya beberapa yang dapat diwujudkan.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi serta mengamati sikap dan perilaku guru di sekolah, saya menyimpulkan bahwa pada dasarnya hidup hanya membutuhkan 2 ketrampilan, yang saya istilahkan dengan keterampilan teknis dan keterampilan sosial. Mungkin kedua istilah tersebut tidak tepat, tetapi saya belum menemukan istilah lain yang lebih representatif.
1.  Ketrampilan Teknis 
Keterampilan teknis adalah kemampuan seseorang melaksanakan bidang tugas yang dihadapi. Kemampuan ini memungkinkan seseorang disebut tukang, ahli atau pakar di bidangnya. Sebagai misal, kemampuan pelajar menguasai mata pelajaran dan mengerjakan soal ujian, tukang kebersihan membersihkan halaman, seorang pakar menganalisis masalah, dokter menangani pasien, sopir menjalankan kendaraan dan sebagainya. 
Kemampuan ini memiliki tingkatan-tingkatan, dan tingkatan tersebut menentukan nilai keahlian seseorang. Keterampilan teknis menentukan nilai keterpercayaan seseorang di hadapan orang lain yang membutuhkan. Kemampuan tukang kayu membuat mebeler dan teknisi mereparasi kendaraan memungkinkannya dibutuhkan dan dihargai oleh mereka yang mempekerjakan. Kemampuan siswa mengerjakan soal ujian akan menentukan nilai yang diberikan oleh guru atau dosen kepadanya.
Sekolah dan lembaga-lembaga pelatihan pada dasarnya hanya menekankan pembinaan keterampilan teknis. Siswa dilatih untuk mampu mengerjakan soal melalui proses pembelajaran, Pelajaran seni dan keterampilan mengajarkan kemampuan menerapkan bidang tersebut. Semakin tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran menentukan level keberhasilan seseorang. 
2.  Ketrampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang untuk membangun relasi dan berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya, dan membuatnya diterima, dihargai, didengar, disukai atau bahkan diikuti oleh orang lain. Kemampuan tersebut memungkinkan seseorang meraih keberhasilan dalam hidup.
Keterampilan ini bersifat seni dalam arti luas, yaitu dari sisi keunikan kreasi manusia. Dalam hal ini seni dipahami sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang bersifat unik sesuai dengan kekhasan pribadi dan kecenderungan hidup seseorang. Itu sebabnya, bagaimana seseorang mengekspresikan kemampuan ini dengan cara yang berbeda-beda.
Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, meski di sekolah tidak diajarkan. Orang yang paling membutuhkan keterampilan ini adalah para politisi, sales, atau pedagang. Profesi politisi tidak begitu banyak membutuhkan keahlian di bidang keilmuan tertentu, bahkan orang yang tidak begitu sukses tak jarang berhasil menjadi politisi dan pemimpin ulung. 
Mereka lebih banyak mengandalkan kemampuan menempatkan dirinya agar diterima, disukai, dan dipilih oleh rakyat. Adapun hal-hal yang berbau teknis diserahkan pada orang lain yang mempunyai keahlian teknis. Kepiawaian mereka mendekati dan meyakinkan orang lain lebih menentukan dibanding keterampilan teknis.
Pedagang dan salen yang sukses pada umumnya juga mempunyai keterampilan sosial yang tinggi. Teknik dagang pada dasarnya  sederhana yaitu ada barang, dipajangkan, dibeli orang, dan untung, tetapi nyatanya tak semua orang yang membuka toko mampu menarik pelanggan.
Mana Yang Lebih Penting?
Tidak ada patokan baku mengenai mana yang lebih penting, sebab sebagaimana contoh-contoh di atas, ada yang memiliki keterampilan teknis tinggi berhasil dan pula yang gagal. Ada lagi yang berhasil hanya dengan mengandalkan keterampilan sosial, tetapi ada pula yang tidak.
Secara umum, keterampilan teknis pada umumnya merupakan keterampilan yang perlu dibekalkan pada setiap anak manusia, sebab keterampilan ini merupakan keterampilan yang paling dasar dan secara alamiah dibutuhkan manusia untuk hidup. Bahkan di tengah kesendirian, seseorang perlu memiliki keterampilan teknis dalam memanfaatkan segala hal di sekitarnya agar dia tetap bertahan hidup. Sedangkan keterampilan sosial diperlukan bagi manusia saat berhadapan dengan manusia lainnya.
Di tengah percaturan sosial yang kian kompleks saat ini, keterampilan teknis saja biasanya tidak memadai untuk meraih sukses. Teknisi mesin yang sangat ahli belum tentu mendapat pekerjaan bila sikap dan tutur katanya mengecewakan orang lain. Teknisi yang baru berlajar mungkin lebih diterima karena sikap, turut kata dan perilakunya membuat sang majikan nyaman mempekerjakannya.
Di lembaga-lembaga modern paduan keduanya menjadi penekanan, tetapi sisi keterampilan sosial biasanya lebih ditekankan. Aspek keterampilan sosial biasanya tampak pada penekanan layanan prima (service axcellence), misalnya dengan sikap yang ramah, jawaban yang menyejukkan, hingga berbagai fasilitas yang mampu mengurangi kekecewaan pelanggan. Keterampilan sosial sering kali mampu menutupi keterampilan teknis yang kurang memadai, meski tidak ada pendidikan yang secara khusus menyediakan materi ini secara khusus. 

Tidak ada komentar: