TRANSLATE

Jumat, 24 Desember 2010

ORANG BAIK ATAU ORANG BODOH

Dua tahun lalu saya bermain ke seorang yang sahabat yang kebetulan juga memiliki lembaga pendidikan. Saya ingin tahu, mengapa lembaga pendidikan yang didirikan hampir bersamaan dengan lembaga pendidikanku dapat berkembang lebih pesat dan tidak mengalami kesulitan dana seperti kami.
Sebenarnya, sepintas saja sudah bisa dipahami, mengapa mereka berkembang lebih pesat. Posisi sekolah itu yang berada di tengah kota memberikan banyak keuntungan. Apresiasi masyarakat kota pasti lebih terbuka terhadap lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan pelayanan khusus.
Masalahnya, selama 10 tahun tidak pernah sekalipun lembaga pendidikan kami berlangsung tanpa defisit, sementara mereka tidak. Ketika saya menanyakan soal itu, sahabat saya balik bertanya, "Berapa persen dana yang diperoleh sekolah, kamu alokasikan untuk operasional?"
Dengan mantap saya jawab, "Seratus persen!"
Sesaat dia terbengong menatap saya. Saya tidak tahu apakah dia kagum atau heran, hingga tiba-tiba dia kembali bertanya, "Kamu itu orang baik atau orang bodoh?" Kali ini aku yang kaget dan terbengong-bengong. 
Aku tidak tahu bagaimana menjawabnya. Aku baru sadar maksud pertanyaannya setelah dia menjelaskan, "Kegiatan operasional sekolah itu sama halnya dengan belanja. Yang namanya belanja tidak akan pernah cukup kalau tidak dibatasi. "Kalau kamu alokasikan dana itu 100%, pasti kurang. "Bahkan kalau kamu alokasikan 200% juga pasti kurang. Iya, kan?" tanyanya, dan saya hanya mengangguk.
"Masalahnya, anggaran pendidikanku kecil" sahutku.
"Justeru saat itulah kamu harus mulai belajar hemat. Itulah saat di mana kamu harus belajar menyisihkan belanja sekolah agar tidak tekor dan memiliki budget secara mandiri" Jelasnya.
Secara panjang lebar kawanku menjelaskan bagaimana sekolah swasta harus dikelola, yang pada intinya jangan mengalokasikan anggaran sepenuhnya untuk dana operasional, tetapi harus mampu menyisihkan sebagian untuk dana pengembangan. Bagaimanapun sekolah swasta adalah lembaga mandiri yang harus mampu mengembangkan sumber keuangan sendiri.
Sekolah swasta tak perlu terlalu mengikuti kebijakan pemerintah. Selain berubah-ubah dan tidak dapat dijadikan pegangan, sekolah swasta pada dasarnya adalah lembaga mandiri. Sekolah harus mampu menyisihkan pemasukan untuk berkembang, kecuali sekolah memang ingin jalan di tempat. 

Tidak ada komentar: